Rabu, 29 Agustus 2018

Manfaat Kacang Kedelai, Asal Usul Kedelai, KANDUNGAN KEDELAI KAYA MANFAAT BAGI TUBUH


Manfaat Kacang Kedelai
Kacang kedelai merupakan salah satu polong-polongan yang biasanya dijadikan bahan dasar dalam pembuatan tempe, tahu dan kecap. Kacang kedelai juga merupakansumber gizi protein nabati utama di Indonesia, pasalnya kacang kedelai ini kaya akan kandungan gizi seperti karbohidrat, asam lemak essensial, serat, vitamin E dan vitamin K, isoflavon serta lesitin dan masih banyak lagi.
Namun di balik akan kaya manfaatnya bagi tubuh dan kesehatan manusia, ternyata kacang kedelai juga menyimpan beberapa efek samping bagi tubuh. Yuk simak beberapa manfaat kacang kedelai serta efek sampingnya bagi kesehatan.

Manfaat Kacang Kedelai untuk Kesehatan

1. Baik untuk Perkembangan Otak
Manfaat kacang kedelai yang pertama ialah dipercaya dapat membantu dalam perkembangan otak dan meningkatkan kualitas otak. Karena lesitin yang terkandung didalamnya dapat memberikan asupan yang baik bagi otak dan mampu mencegah penyakit pikun yang biasanya di alami saat seseorang memasuki usia 50 tahun keatas, serta diketahui dapat menjadi pencegah penyakit alzheimer.
2. Mengatasi Anemia
Anemia merupakan salah satu penyakit karena kurangnya sel darah merah pada tubuh, sehingga mengakibatkan si penderita lebih sering merasa lelah, lunglai dan letih sepanjang hari. Tentu hal ini dapat merusak konsentrasi dan menganggu hari Anda.
Nah, ternyata kacang kedelai ini merupakan salah satu makanan penambah darah yang baik karena kaya akan zat besi yang terkenal mampu membuat tubuh memproduksi sel darah merah dengan cukup.


3. Membantu Menurunkan Berat Badan
Kacang kedelai diketahui memiliki manfaat dalam membantu menurunkan berat badanseseorang. Dengan kandungan yang dimilikinya manfaat kacang kedelai kali ini mampu membuat Anda merasa kenyang dengan rentang waktu yang lumayan lama namun tetap memberikan Anda asupan gizi yang cukup.
4. Mencegah Penyakit Jantung
Manfaat kacang kedelai kali ini dapat mencegah dan melawan penyakit jantung yang mungkin sedang Anda derita. Hal ini dikarenakan kacang keledai memiliki kandungan non kolesterol dan mampu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
5. Mencegah Tuli Pada Telinga Manusia
Tuli adalah kondisi dimana seseorang memiliki kesusahan dalam mendengarkan suara di sekitarnya. Biasanya indera pendengaran akan mulai berkurang fungsinya saat seseorang mencapai usia 60 keatas.
Nah, bagi anda yang ingin tetap memiliki indera pendengaran yang tajam, maka anda dapat mencobanya dengan mulai mengonsumsi kacang kedelai secara berkala. Manfaat kacang kedelai ini di percaya di dalam masyarakat karena mengandung zink dan zat besi yang dapat memperluas kapiler dan memasok darah ke telinga manusia.

Asal Usul Kedelai
Pada dasarnya, kacang kedelai dibedakan berdasarkan warna, dari kedelai kuning, kedelai hitam, dan kedelai hijau. Dua terakhir adalah jenis yang umum dikenal masyarakat Indonesia sebagai bahan baku pengolahan tahu dan tempe. Nyatanya, walau kedelai menjadi sumber protein nabati utama rakyat, Indonesia mendapatkan sebagian besar pasokannya dari Amerika Serikat, negara yang sejak tahun 1950-an sudah memegang prestasi sebagai pemasok kedelai dunia.

Kedelai mulai dikenal di daerah Manchuria, Tiongkok, sekitar tahun 2838 sebelum Masehi, yang tercatat dalam jurnal Chinese Materia Medica yang ditulis oleh Kaisar Sheng Nung.  Kedelai menjadi bagian dari 5 tanaman utama di daratan ini, bersama padi, gandum, barley (jali), dan millet (jawawut). Kedelai disantap segar atau diolah menjadi produk fermentasi atau produk kering.
Kedelai lalu meneruskan perjalanannya ke Jepang, sekitar abad ke-6. Sebelum mendominasi diet masyarakat Jepang, kedelai merupakan produk impor dalam bentuk minyak di tahun 1894-1895.

Di Eropa, kedelai adalah tanaman yang mereka kenali melalui karya tulis seorang ahli botani Jerman di tahun 1712. Kedelai diduga masuk ke Eropa melalui penanamannya di Prancis,  sekitar tahun 1740. Dari sini, kedelai lalu lekas menarik perhatian dunia.
Amerika baru mengenal kedelai pada tahun 1765, yang ditanam  di tanah Pennsylvania. Bibit-bibit kedelai ini kiriman dari Tiongkok, Jepang, India, Manchuria, Korea, dan Jepang. Versi lain menyebut, kedatangan ini terjadi di tahun 1851, melalui bibit yang disimpan oleh orang Amerika yang terselamatkan di Laut Pasifik di tahun 1850.

Sisi kebaikan kedelai yang tinggi protein dan bisa menjadi bahan baku minyak baru ditemukan lewat penelitian George Washington Carver di tahun 1904. Penemuannya ini  membantu menekan keran impor minyak ke Amerika yang saat itu menyentuh sekitar 40% kebutuhan domestik. Pemerintah lalu mendorong petani untuk menanamnya secara besar-besaran sebagai andalan pakan ternak.

Kebutuhan kedelai makin meningkat saat memasuki Perang Dunia II, di mana perekonomian membaik dan pakan kedelai makin dibutuhkan untuk memenuhi berkembangnya industri ternak untuk rakyat yang mulai bisa memanjakan diri dengan hidangan daging-dagingan. Penanaman masif lainnya adalah canola, tanaman yang diperkenalkan oleh Kanada.

Pada tahun 1919, William Morse dan rekan mendirikan American Soybean Association. Di tahun 1929, ia berada di Cina selama dua tahun untuk mengumpulkan bibit kedelai, dan membawa pulang 10.000 varietas untuk diteliti demi memperbaiki kondisi kedelai yang sudah ada.  Khusus di industri pangan, kedelai umumnya diolah menjadi shortening, margarin, dan minyak sayur. Tiongkok, sebagai negeri kelahiran kedelai, justru kini penikmat terbesar kedelai Amerika, diikuti Jepang.

Sulit menilai jenis kedelai mana yang lebih unggul dari sisi gizinya. “Nilai kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan asam amino kedelai akan bergantung pada bibit, tanah penanaman, hingga cara pengolahannya,” ujar Prof. Dr. Ir. Mary Astuti, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gajah Mada, sekaligus figur akademis yang mempelajari kedelai secara khusus.

Yang pasti, kedelai sangat digemari kalangan vegetarian. Kacang-kacangan, termasuk kedelai, diketahui sebagai sumber protein alternatif selain protein hewani. Selain itu, kedelai juga mengandung lemak, vitamin, mineral, dan serat yang baik untuk tubuh. Sebanyak 25% lemak pada kedelai merupakan asam lemak tak jenuh yang tidak mengakibatkan penyakit kolesterol. Bahkan, konsumsi kedelai secara rutin dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah dan membantu mencegah penyakit jantung.

Kandungan isoflavon kedelai yang tinggi baik untuk mereka yang menghadapi menopause. Isoflavon dapat berperan sebagai pengganti hormon estrogen, sehingga gejala menopause seperti hot flashes bisa dihindari.

Antosianin dalam kedelai hitam juga dipercaya melindungi kerusakan sel pembuluh darah. Zat ini pun berfungsi menghambat perkembangan sel tumor dan sebagai senyawa anti-inflamasi yang mencegah kerusakan otak. Kandungan antosianin dalam kedelai hitam ternyata lebih banyak dibanding blueberry yang lebih populer sebagai sumber antosianin.
(f)

KANDUNGAN KEDELAI KAYA MANFAAT BAGI TUBUH

Kedelai dapat bermanfaat untuk pembuatan makanan yang umum dikonsumsi setiap hari seperti tempe, tahu, susu kedelai dan masih banyak lagi. kedelai memiliki kandungan protein yang tinggi.
Kedelai merupakan kacang yang berasal dari Asia Timur dan dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis makanan. Kacang kedelai dapat dikonsumsi secara langsung, yang lebih dikenal dengan sebutan edamame. Kedelai perlu dimasak sebelum dikonsumsi karena beracun saat mentah. Kedelai digunakan dalam pembuatan tahu, dan susu kedelai. Kedelai sering kali dimanfaatkan sebagai pengganti susu dan daging. Kedelai juga digunakan pada makanan yang melalui proses fermentasi seperti tempe.
Apakah kandungan nutrisi dalam kedelai?
Kedelai utuh mengandung berbagai nutrisi penting. Dalam 100 gram kedelai utuh mengandung mangan, selenium, tembaga, kalium, fosfor, magnesium, zat besi, kalsium, vitamin B6, folat, riboflavin (vitamin B2), thiamin (vitamin B1), dan vitamin K. Selain itu kedelai juga mengandung :
  • 173 kalori
  • 9 gram lemak
  • 10 gram karbohidrat (6 gram diantaranya adalag serat)
  • 17 gram protein
Kedelai merupakan sumber protein yang bagus dibandingkan dengan kandungan protein pada tumbuhan yang lain, walaupun tidak sebagus daging atau telur. Mengolah kedelai pada suhu tinggi dapat menyebabkan beberapa protein rusak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar