1. Cerita jenaka adalah cerita penghibur yang membangkitkan tawa, jenaka,
keriangan atau sindiran, misal Si Kabayan(Sunda), Pak Pandir, Pak Belalang
(Melayu)
Contoh :
“PAK LEBAI MALANG”
“PAK LEBAI MALANG”
Pak Lebai adalah seorang guru agama
yang tinggal ditepian sebuah sungai didaerah Sumatra Barat. Suatu hari, ia
mendapat undangan pesta dari dua orang yang sama-sama kaya. Pak Lebai bingung,
yang mana yang hendak didatanginya karena pesta itu berlangsung di waktu yang
sama, di tempat berjauhan.
2. Cerita Mite adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa atau
makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dianggap benar
– benar terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya.
Contoh
:
Kalau nyapu harus
sampai tuntas jangan dikumpulin dipojokan, nanti biar rejekinya tidak mampet
(ini mitosnya). Kalau dimarahin sama Ibu, Nenek, atau buyut kamu soal ini
jangan marah dulu, pikirin aja yang masuk akal, yang disapu pasti kotoran dan
debu kan ? kalau terlalu lama dikumpulin di pojokan setiap kamu nyapu jadinya
rumah atau kamar kamu bakal kotor, kalau keadaan kotor pasti bikin malas.
Jadinya tidak bisa melakukan sesuatu hal yang bisa menguntungkan, misalnya
gara-gara kamar kotor malas belajar bisa jadi kan, akhirnya rejeki baik untuk
dapat nilai bagus terhambat kan ? anggap saja begitu.
3. Fabel adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang
berperilaku menyerupai manusia. Cerita tersebut tidak mungkin kisah nyata.
Fabel adalah cerita fiksi, maksudnya
khayalan belaka (fantasi). Kadang fabel memasukkan karakter minoritas berupa
manusia.
Contoh :
Kelinci
dan Kura-Kura
Di sebuah hutan kecil di pinggir
desa ada seekor kelinci yang sombong. Dia suka mengejek hewan-hewan lain yang
lebih lemah. Hewan-hewan lain seperti kura-kura, siput, semut, dan hewan-hewan
kecil lain tidak ada yang suka pada kelinci yang sombong itu. Suatu hari, si
kelinci berjalan dengan angkuhnya mencari lawan yang lemah untuk diejeknya.
Kebetulan dia bertemu dengan kura-kura.
“Hei, kura-kura, si lambat, kamu
jangan jalan aja dong, lari begitu, biar cepat sampai.”
“Biarlah kelinci, memang jalanku
lambat. Yang penting aku sampai dengan selamat ke tempat tujuanku, daripada
cepat-cepat nanti jatuh dan terluka.”
“Hei kura – kura, bagaimana kalau
kita adu lari? Kalau kau bisa menang, aku akan beri hadiah apapun yang kau
minta!”
Padahal di dalam hati kelinci
berkata, “Mana mungkin dia akan bisa mengalahkanku?”
Kura-kura menjawab, “Wah, kelinci
mana mungkin aku bertanding adu cepat denganmu, kamu bisa lari dan loncat
dengan cepat, sedangkan aku berjalan selangkah demi selangkah sambil membawa
rumahku yang berat ini.”
Kelinci menjawab lagi, “Nggak bisa,
kamu nggak boleh menolak tantanganku ini! Pokoknya besok pagi aku tunggu kau di
bawah pohon beringin. Aku akan menghubungi Serigala untuk menjadi wasitnya.”
Kura-kura hanya bisa diam melongo.
Di dalam hatinya berkata, “Mana mungkin aku bisa mengalahkan kelinci?”
Keesokan harinya si Kelinci menunggu
dengan sombongnya di bawah pohon beringin. Serigala juga sudah datang untuk
menjadi wasit. Setelah Kura-kura datang Serigala berkata.
“Peraturannya begini, kalian mulai
dari pohon garis di sebelah sana yang di bawah pohon mangga itu. Kalian bisa
lihat?”
Kelinci dan kura-kura menjawab, “Bisa!”
“Nah siapa yang bisa datang duluan
di bawah pohon beringin ini, itulah yang menang.” Oke, satu, dua, tiga, mulai!”
Kelinci segera meloncat mendahului
kura-kura, yang mulai melangkah pelan karena dia tidak bisa meninggalkan
rumahnya.
“Ayo kura-kura, lari dong!” Baiklah
aku tunggu disini ya.”
Kelinci duduk sambil bernyanyi.
Angin waktu itu berhembus pelan dan sejuk, sehingga membuat kelinci mengantuk
dan tak lama kemudian kelinci pun tertidur. Dengan pelan tapi pasti kura-kura
melangkah sekuat tenaga. Dengan diam-diam dia melewati kelinci yang tertidur
pulas. Beberapa langkah lagi dia akan mencapai garis finish. Ketika itulah
kelinci bangun. Betapa terkejutnya dia melihat kura-kura sudah hampir mencapai
finish sekuat tenaga dia berlari dan meloncat untuk mengejar kura-kura. Namun
sudah terlambat, kaki kura-kura telah menyentuh garis finish dan pak serigala
telah memutuskan bahwa pemenangnya adalah kura-kura. Si kelinci sombong terdiam
terhenyak, seolah tak percaya bahwa dia bisa tertidur. Jadi siapa pemenangnya
tentu saja kura-kura.
4. Legenda adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi
yang ceritanya dihubungkan dengan tokoh sejarah, telah dibumbui dengan
keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan tokohnya. Bila melihat dari Definisi Dan
Pengertian Legenda maka Legenda dapat di bagi menjadi empat kelompok.
Contoh :
Legenda Candi Prambanan
Di dekat kota
Yogyakarta terdapat candi Hindu yang paling indah di Indonesia. Candi ini
dibangun dalam abad kesembilan Masehi. Karena terletak di desa Prambanan, maka
candi ini disebut candi Prambanan tetapi juga terkenal sebagai candi Lara
Jonggrang, sebuah nama yang diambil dari legenda Lara Jonggrang dan Bandung
Bondowoso. Beginilah ceritanya.
Konon tersebutlah seorang raja yang bernama Prabu Baka. Beliau bertahta di Prambanan. Raja ini seorang raksasa yang menakutkan dan besar kekuasaannya. Meskipun demikian, kalau sudah takdir, akhirnya dia kalah juga dengan Raja Pengging. Prabu Baka meninggal di medan perang. Kemenangan Raja Pengging itu disebabkan karena bantuan orang kuat yang bernama Bondowoso yang juga terkenal sebagai Bandung Bondowoso karena dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung.Dengan persetujuan Raja Pengging, Bandung Bondowoso menempati Istana Prambanan. Di sini dia terpesona oleh kecantikan Lara Jonggrang, putri bekas lawannya — ya, bahkan putri raja yang dibunuhnya. Bagaimanapun juga, dia akan memperistrinya.
Lara Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun demikian, dia tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau kawin dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya ialah supaya dia dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya, meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan ayahnya sendiri, orang sakti yang mempunyai balatentara roh-roh halus.
Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi yang besar jumlahnya itu. Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja. Sesudah jam empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai. Seluruh penghuni Istana Prambanan menjadi kebingungan karena mereka yakin bahwa semua syarat Lara Jonggrang akan terpenuhi. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang harum baunya. Mendengar bunyi lesung dan mencium bau bunga-bungaan yang harum, roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka karena mereka kira hari sudah siang. Pembuatan candi kurang sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung Bondowoso menyelesaikannya.
Keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para gadis di sekitar Prambanan — tidak akan ada orang yang mau memperistri mereka sampai mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Lara Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi yang besar yang sampai sekarang dinamai candi Lara Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu.
Konon tersebutlah seorang raja yang bernama Prabu Baka. Beliau bertahta di Prambanan. Raja ini seorang raksasa yang menakutkan dan besar kekuasaannya. Meskipun demikian, kalau sudah takdir, akhirnya dia kalah juga dengan Raja Pengging. Prabu Baka meninggal di medan perang. Kemenangan Raja Pengging itu disebabkan karena bantuan orang kuat yang bernama Bondowoso yang juga terkenal sebagai Bandung Bondowoso karena dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung.Dengan persetujuan Raja Pengging, Bandung Bondowoso menempati Istana Prambanan. Di sini dia terpesona oleh kecantikan Lara Jonggrang, putri bekas lawannya — ya, bahkan putri raja yang dibunuhnya. Bagaimanapun juga, dia akan memperistrinya.
Lara Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun demikian, dia tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau kawin dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya ialah supaya dia dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya, meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan ayahnya sendiri, orang sakti yang mempunyai balatentara roh-roh halus.
Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi yang besar jumlahnya itu. Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja. Sesudah jam empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai. Seluruh penghuni Istana Prambanan menjadi kebingungan karena mereka yakin bahwa semua syarat Lara Jonggrang akan terpenuhi. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang harum baunya. Mendengar bunyi lesung dan mencium bau bunga-bungaan yang harum, roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka karena mereka kira hari sudah siang. Pembuatan candi kurang sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung Bondowoso menyelesaikannya.
Keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para gadis di sekitar Prambanan — tidak akan ada orang yang mau memperistri mereka sampai mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Lara Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi yang besar yang sampai sekarang dinamai candi Lara Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu.
5. Saga adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah,
yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Beberapa
contoh saga, adalah: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana,
dll.
Contoh :
Caadara
: cerita rakyat dari Irian Jaya
Suatu saat, hiduplah seorang
panglima perang bernama Wire. Ia tinggal di desa Kramuderu. Ia mempunyai
seorang anak laki-laki bernama Caadara. Sejak kecil Caadara dilatih ilmu perang
dan bela diri oleh ayahnya. Wire berharap, kelak anaknya bisa menggantikannya
sebagai panglima perang yang tangguh.
Tahun berganti. Caadara tumbuh
menjadi pemuda yang gagah. Caadara juga tangkas dan cakap. Wire ingin menguji
kemampuan anaknya. Karena itulah ia menyuruh pemuda itu berburu di
hutan.Caadara mengumpulkan teman-temannya. Lalu mereka berangkat berburu.
Mereka berjalan melewati jalan setapak dan semak belukar. Di hutan mereka
menemui banyak binatang. Mereka berhasil menombak beberapa binatang.
Dari hari pertama sampai hari
keenam, tak ada rintangan yang berarti untuk Caadara dan anak buahnya. Tapi
esok harinya mereka melihat anjing pemburu. Kedatangan anjing itu menandakan
bahaya yang akan mengancam. Caadara dan anak buahnya segera siaga. Mereka
menyiapkan busur, anak panah, kayu pemukul, dan beberapa peralatan perang.
Mereka waspada. Tiba-tiba terdengar pekikan keras. Sungguh menakutkan! Anak
buah Caadara ketakutan. Tapi Caadara segera menyuruh mereka membuat benteng
pertahanan. Mereka menuju tanah lapang berumput tinggi. Tempat itu penuh semak
belukar. Di sana mereka membangun benteng untuk menangkis serangan musuh.
Tiba-tiba muncullah 50 orang suku Kuala. Mereka berteriak dan menyerang Caadara
dan anak buahnya. Tongkat dan tombak saling beradu. Sungguh pertempuran yang
seru. Caadara tidak gentar. Ia memimpin pertempuran dengan semangat tinggi.
Padahal jumlah anak buahnya tak sebanding dengan jumlah musuh.
Caadara berhasil merobohkan banyak
musuh. Sedangkan musuh yang tersisa melarikan diri.
Betapa kagumnya teman-teman Caadara melihat anak panglima perang Wire. Mereka segan dan kagum padanya. Mereka pulang sambil mengelu-elukan Caadara.Kampung gempar dibuatnya. Wire sungguh bangga. Ia juga terharu sehingga berlinang air mata. Tak sia-sia latihan yang diberikan pada Caadara. Kampung gempar mendengarnya. Ayahnya terharu dan berlinang air mata. Pesta malam hari pun diadakan. Persiapan menyerang suku Kuala pun diadakan, karena mereka telah menyerang Caadara.
Betapa kagumnya teman-teman Caadara melihat anak panglima perang Wire. Mereka segan dan kagum padanya. Mereka pulang sambil mengelu-elukan Caadara.Kampung gempar dibuatnya. Wire sungguh bangga. Ia juga terharu sehingga berlinang air mata. Tak sia-sia latihan yang diberikan pada Caadara. Kampung gempar mendengarnya. Ayahnya terharu dan berlinang air mata. Pesta malam hari pun diadakan. Persiapan menyerang suku Kuala pun diadakan, karena mereka telah menyerang Caadara.
Esok harinya, Caadara diberi
anugerah berupa kalung gigi binatang, bulu kasuari yang dirangkai indah, dengan
bulu cendrawasih di tengahnya.Kemudian masyarakat desa mempelajari Caadara Ura,
yaitu taktik perang Caadara. Taktik itu berupa melempar senjata, berlari,
menyerbu dengan senjata, seni silat jarak dekat, dan cara menahan lemparan
kayu. Nama Caadara kemudian tetap harum. Ia dikenal sebagai pahlawan dari desa
itu
6. Cerita pendek atau
sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu
bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan
langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang,
seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena
singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra
seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara
lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam
berbagai jenis.
Contoh :
Gadis Penjaja Tikar
Suasana Kebun Raya Bogor dipenuhi
dengan pengunjung. Laki-laki, perempuan, tua maupun muda semuanya ada disana.
Saat itu adalah hari libur panjang sekolah sehingga banyak pengunjung yang
pergi liburan. Mereka ingin menikmati suasana malam dan menghilangkan
kejenuhan.
Seorang anak kecil tiba-tiba datang.
Dengan pakaian sederhana, ia menjajakan tikar dari plastik kepada para
pengunjung ke pengunjung lain, ia terus menawarkan tikarnya. “Pak, mau sewa
tikar?”katanya pada Pak Umar. “Berapa harga sewa satu lembar tikarnya?”tanya
Pak Umar. “Lima ribu rupiah, Pak!”jawabnya dengan suara lembut. “Bagaimana
kalau Bapak ambil tiga puluh ribu rupiah?”tanya Pak Umar lagi. Gadis itu diam
sejenak. Kemudian ia pun berkata,”Baiklah kalau begitu. Silahkan pilih, Pak!”
Pak Umar memilih tikar plastik yang
akana disewanya. Dalam hati Pak Umar ada rasa tak tega terhadap gadis itu.
Gadis berusia delapan tahun harus bekerja keras untuk mendapatkan uang. “Kamu
sekolah?”tanya Pak Umar. “Sekolah, Pak! Saya kelas empat SD. “jawabnya.”Mengapa
kamu menyewakan tikar plastik ini?”tanya Pak Umar lagi. “Saya harus membantu
ibu saya. “jawab gadis itu. “Kemana ayahmu?”Pak Umar bertanya lagi. “Bapak
telah lama meninggal dunia. Untuk itu, saya harus membantu ibu untuk mencari
uang,”jawab gadis itu pelan. Mendengar cerita gadis tersebut, Pak Umar merasa
terharu.
Pak Umar merasa kasihan terhadap
anak tersebut. Diambilnya beberapa lembar uang dua puluh ribuan lalu diberikannya
kepada gadis kecil itu. “Pak maaf, saya tidak boleh menerima uang jika tidak
bekerja, “katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Mengapa?”tanya Pak Umar
heran. “Kata ibu, saya boleh menerima uang kalau memamg hasil bekerja. Saya
tidak boleh meminta belas kasihan dari orang. “Mendengar perkataan gadis itu,
Pak Umar makin terharu. Ia tahu kalau ibu gadis kecil itu seorang yang berbudi
luhur. “Begini saja, kalau memang harus bekerja, sekarang bantu Bapak beserta
keluarga. Tolong kamu bawakan rantang ini. Kita akan makan bersama di bawah
pohon yang rindang itu!” kata Pak Umar ramah. Pak Umar dan keluarga menuju ke
bawah pohon yang rindang tersebut. Mereka pun menggelar tikar plastik yang baru
saja disewanya. Gadis kecil itu pun diajak untuk makan bersama
7.
Novel merupakan cerita
fiksi yang berbentuk prosa, dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan
mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan
tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.
Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi novel.
Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang
yang mereka pergunakan juga berbeda-beda.
Conoh
Novel
v Perhiasan Bulan karya Korrie Layun
Rampan
v Kerudung merekah kimizi karya Remy
Sylado
v Layar terkembang karya Sultan Takdir
Alisjahbana
v Para priyayi karya Umam Kayam
v Tetralogi pulau buru karya Pramudya
Ananta Toer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar